RSS

Jumat, 31 Maret 2017

How To Access Free Journals ?

Bandung, 30 Maret 2017
19:28 wib

Postingan ini berawal dari banyaknya inbox yang masuk di facebook, chat whatsapp di grup atau percakapan-percakapan ringan bersama teman-teman. Cukup banyak yang ingin tahu bagaimana cara mendownload jurnal. Sedikit penulis ingin berbagi pengalaman bersama para readers. Kebetulan penulis sedang menyelesaikan studi magister Pendidikan IPA di Universitas Pendidikan Indonesia atau yang lebih sering dikenal dengan UPI, Bandung. Sangatlah mudah untuk mengakses jurnal bagi kami para mahasiswa yang sedang menuntut ilmu di universitas ternama ini. Kenapa? Tentu saja sangat mudah karena apabila perangkat seperti laptop sudah terkoneksi dengan wifi kampus UPI maka automatically ketika membuka website dari suatu jurnal maka akan langsung bisa mengunduhnya dan gratis pula. Hal ini dikarenakan pihak kampus telah membeli akses untuk pengunduhan jurnal tersebut.

Bagaimana dengan teman-teman yang tidak kuliah di UPI? Tidak sedikit teman-teman yang kuliah diluar kampus UPI merasa agak kesusahan dalam mengunduh jurnal ini. Tentu saja jika ingin mengunduh yang full version harus membeli dulu. Harganya juga tidak murah, bukan seperti beli kacang goreng yang 5000ribu rupiah bisa dapat 3. Kali ini, penulis ingin mencoba membantu teman-teman yang ingin mengunduh jurnal dan bebas biaya alias gratis.

Sebelumnya, penulis akan memberikan link jurnal-jurnal yang sudah terindeks secara resmi (*karena hati-hati juga loh, banyak jurnal yang ilegal. Banyak mafia jurnal):
1. Wiley Journal
http://onlinelibrary.wiley.com/browse/publications?type=journal
Jurnal di bidang kesehatan, ekonomi dan teknik.

2.  Springer
http://link.springer.com/
Tersedia jurnal untuk berbagai bidang. 

3. Sage Publishing
https://us.sagepub.com/en-us/nam/journals atau http://journals.sagepub.com/
Di sini juga terdiri jurnal-jurnal dari berbagai bidang. Bisa diakses langsung ke webnya.

4. Taylor & Francis Online
http://www.tandfonline.com/
Di sini juga tersedia berbagai jurnal-jurnal dari berbagai bidang. Dapat diakses langsung ke web tersebut.

Selanjutnya, bagaimana cara mengunduh jurnal yang berbayar, kak? Berikut ini caranya.
1. Buka web jurnal yang diinginkan.
Di sini saya mencontohkan pada Springer Journals: https://link.springer.com/
Maka akan muncul tampilan seperti ini:

Pilih DISCIPLINES atau bidang yang diinginkan
Di sini saya memilih Education and Language


2. Memilih jenis jurnal yang diinginkan. 
Kemudian Anda bisa memilih jurnal yang diinginkan. Sebagai contoh, saya akan memilih Journal teratas dan 'klik'. Maka akan muncul tampilan seperti di bawah ini:



3. Selanjutnya setelah anda memilih jenis jurnal.
Adapun tampilan yang akan muncul adalah:

 Lihat tanda gembok di sebelah kiri judul jurnal.
Hal itu menandakan jurnal tersebut terkunci.

4. Pilih jurnal yang ingin Anda unduh.
Sebagai contoh saya memilih jurnal yang berjudul "Attention and Awareness". Maka tampilan yang terlihat adalah :

5. Copy link jurnal tersebut
Dapat dilihat seperti di bawah ini:
Copy link jurnal pada bagian tab

6. Buka tab baru dan tuliskan 'sci-hub.cc'
Maka akan muncul tampilan seperti ini:



7. Masukkan link journal yang sudah Anda copy sebelumnya ke dalam kolom yang disediakan.
Maka tampilan yang terlihat adalah sebagai berikut:

Langsung saja klik pada kolom "open" seperti tanda kunci tepat di sebelah kanan kolom yang telah diisikan oleh link jurnal yang ingin diunduh.

7. Anda dapat langsung mengunduh jurnal secara GRATIS.
Jika tampilan sudah begini, maka Anda cukup meng'klik' "Start Donwload"



Ada sebagain jurnal yang tidak langsung terlihat tampilan seperti yang di atas. Jika tidak muncul tampilan seperti yang di atas, setelah langkah 6 (Anda sudah mengklik "Open") maka akan muncul kode seperti kode Captcha dan kolom pengisian kode. Anda cukup isikan kode tersebut dan menekan tombol 'enter'. Lalu tampilan 7 akan terlihat.

Sangat gampang, bukan? Semoga bermanfaat ya..


Selasa, 28 Maret 2017

Newbie Traveller 32 - Public Transportation at Amsterdam

Alasan suatu kota akan dianggap menjadi tempat yang nyaman untuk dikunjungi memang alasan nomor satu adalah tempat wisata yang ada di kota tersebut. Eits, tunggu dulu! Ada juga yang tidak kalah penting, loh. Ada yang tau? Yes, tepat sekali! Public transportation yang ada di kota tersebut. Aku tak berhenti berdecak kagum melihat beragam jenis angkutan umum yang ada di kota Amsterdam ini. Apa saja sih? Pertama kali aku mendarat di negeri tulip ini, aku baru tau adanya layanan bis gratis dari pihak hotel ke bandara Schipol. Bis gratis ini disebut dengan shuttle bus. Bis ini akan mengantar para penumpang dari Bandara ke hotel dan dari hotel ke Bandara. Ukurannya seperti transjakarta versi mini, di dalamnya ada beberapa bangku dan tempat meletakkan koper. Tentunya sudah dengan fasilitas penghangat dan pendingin. Kalau sedang musim dingin yang dihidupkan adalah penghangat, begitu pula sebaliknya. Hal yang membuatku berdecak kagum adalah bis ini telah memiliki jadwal yang sudah ditentukan. Wow. Jadi ga perlu takut ketinggalan bis karena kita cukup melihat jadwalnya saja. Kalau kita lalai dan tidak on time, tentu saja langsung akan ditinggal cus oleh bapak sopir. Kalau di Indonesia gimana? Malahan penumpang yang ngingetin pak sopir buat on time ya?

Adapun angkutan umum lainnya yang aku tumpangi adalah Bus Airport Express 197. Kebetulan stasiun bus ini tidak jauh dari penginapan kami, Ibis Hotel. Bus ini juga bisa ditumpangi kalau kita ingin menuju ke Bandara Schipol. Angkutan ini juga berangkat menuju ke kota, namun tidak sampai ke Central Station Amsterdam. Bus ini mirip memiliki nomor-nomor dengan tujuan yang berbeda-beda. Kalau di Indonesia seperti Transjakarta sih bentuknya tapi lebih panjang. Bahkan ada juga bus yang tingkat dua. Tapi tidak banyak jumlahnya kalau di kota Amsterdam. Nah, lagi-lagi, bis ini juga sudah ditentukan jadwalnya loh. Mereka hanya akan stop kalau bahasa kita 'ngetem' paling lama sekita 10 menit. Ada atau tidaknya penumpang ya mereka akan tetap melanjutkan perjalanan.

Bus Airport Express 197


Selain ada bapak sopir, juga ada satpam yang duduk di tengah-tengah bagian dalam bis. Dia yang akan mengontrol siapa saja yang akan naik. Apakah orang itu punya kartu atau tidak.

Jepret dulu sama bapak sopir yang ramah buanget! 😄

Well, selain ada bis ini, juga ada yang namanya tram. Tram ini seperti kereta api tapi jalurnya sama dengan jalus bis yang sudah disebutkan tadi, sama-sama di jalan raya. Bedanya halte tram ini jaraknya lebih dekat antara satu halte dengan yang lainnya. Hal yang sama juga berlaku untuk bis yang sudah diceritakan dan juga tram ini. Hmm.. Luar biasa ya on timenya mereka. Jadi pantesan aja warganya banyak memilih naik transportasi umum karena memang on time sih.

Tram as public transportation

 Hayuk, kartunya dikeluarin dulu.

Jangan lupa check ini ya pas masuk ke tram.
Yang di sebelah cewek bertopi.

Click, check in done!

Ini juga ada pak satpamnya.
Kalau di Indonesia alias abang kernet.

Kalau mau turun jangan lupa pencet tombol biru.

Nah, nah.. kalau katanya di Belanda pada naik sepeda aku sih sekarang percaya. Udah ngeliat langsung. Kalau di Indonesia sama halnya seperti jumlah yang naik motor. Di sana itu sepeda fungsinya seperti motor. Jadi ga usah pada malu kalau naik sepeda. Rame kok yang naik sepeda di sana. Bahkan mereka punya jalurnya sendiri loh. Jangan heran juga kalau di sana banyak lampu lalu lintasnya. Ada yang untuk pesepeda, pejalan kaki dan kendaraan umum.


Siswa-siswa pada mau ke sekolah nih.

Wuusshhh, kelitan tuh kan, ada yang jalan kaki, naik sepeda dan kendaraan umum

Salut banget di sini adalah jika ada penyebrang jalan semua kendaraan umum pasti akan berhenti untuk menyilakan para pejalan kaki untuk menyebrang terlebih dahulu. Ga usah kode dengan tangan, langsung lewat aja, pasti kendaraan umum akan berhenti. Tapi berbeda dengan jalanan yang ada lampu lalu lintas ya, kan memang sudah di atur, Tapi kadang tetep aja ada pejalan kaki yang nerobos, kalau di Indo mah udah ga hidup, tuh orang pasti ketabrak. Ya kalau di sana mah langsung pada berhenti kendaraannya. Mantep!

Then, selanjutnya adalah uber. Di sini yang naik mobil pasti itu adalah fasilitas taksi atau uber atau mobil kantor. Mobil banyak juga sih tapi jarang yang lalu lalang di jalanan. Pasti yang paling banyak sepeda, bis dan tram. 

Selain itu ada juga canal cruise. Udah pada tau kan ? udah pada baca belum postingan sebelumnya?
Yang di kanal ini, namanya canal cruise.

Ga hanya di sini ada canal cruise. Di dekat Anne Frank House juga ada.


Fungsinya engga lagi sebagai alat transportasi jauh sih, udah lebih ke tempat wisata gitu.
Ahh .. lelahnyaaa,, baru juga naik beberapa alat transportasi ya.

~~~~~

Di tengah-tengah hebohnya demo angkutan umum konvensional dan angkutan online, saya jadi merasa punya ide. Bagaimana kalau Pemerintah mengupgrade angkutan umum menjadi lebih bagus lagi. Kenapa sih banyak masyarakat malah memilih angkutan online? Saya yang sebagai konsumen memang merasa angkutan online lebih nyaman. Ada beberapa hal yang membuat masyarakat lebih memilih angkutan online;
1. Fleksibel cukup 'klik' langsung tiba. Hanya dengan menggunakan aplikasi maka angkutan akan datang tepat di hadapan konsumen. Jika dalam waktu kepepet tentu hal ini sangat menguntungkan. Tapi jangan hanya dilihat dari sisi keuntungannya saja. Hal tersebut membuat kita jadi malas untuk berjalan kaki. Kalau naik angkutan umum pasti harus berjalann sedikit menuju tempat yang banyak angkutan umumnya. Padahal lebih sehat ya kalau banyak jalan kaki. 

2.  Tarifnya jauh lebih murah. Apalagi sih yang dicari oleh konsumen kalau bukan tarif murah? Bahkan pembayaran bisa dilakukan tanpa uang cash yaitu dengan sistem TOP-UP. Ini tentu sangat menguntungkan kalau-kalau kita lupa membawa uang cash. Lagi, dari segi harga, jika konsumen melakukan TOP-UP atau pembayaran secara non-tunai maka akan mendapat potongan harga dari 30% hingga 50%. Sangat menggiurkan, bukan?

Saya pernah ingin naik ojek pangkalan. Tarifnya memang sangat jauh. Kalau naik angkutan online hanya 2000 rupiah, maka naik ojek pangkalan 15ribu rupiah, WOW! Saya kaget warbiyaaassaaahhh!!! Trus saya melakukan bargaining, tetep aja si akang bersikeras, dia ga mau 10ribu tetep maunya 15ribu, padahal jaraknya sangat dekat dan hanya memakan waktu sekitar 5 menit. Bahkan si akang bilang dengan ketus dan jutek, "Kalau mau 10rebu, noh jalan kaki sono, naik ojek pangkalan yang di ujung". Ojek pangkalan ujung yang dimaksud adalah saya harus berjalan sekitar 10 menit lagi. Elus dada aja deh hayati. Akhirnya ga jadi naik ojek pangkalan. 

Kalau angkutan online, tarif sudah diberitahu di awal pemesanan. Maka kita sebagai penumpang tidak akan terkejut dengan biaya yang akan kita keluarkan nantinya.

3. Tepat waktu. Time is money, Bagi orang yang sibuk dan memiliki keperluan mendesak tentu lebih memilih angkutan online dibandingkan angkutan umum yang banyak 'ngetemnya' dan ga tentu kapan akan tiba, Belum lagi terhitung dengan kemacetan.

4. Fasilitas nyaman. Alasan lain mengapa konsumen memilih angkutan online adalah fasilitas yang ditawarkan sudah pasti tidak diragukan lagi. Kalau berupa mobil yang sudah pasti aman pajaknya dan fasilitasnya enak ada AC. Hmmm.. ga sumpek atau ga perlu berdesakan duduknya.

5. Lebih Aman. Kenapa sih bilangnya lebih aman? Tentu, karena sistemnya menggunakan GPS. Kalau si akang mau nyulik nah yooo,, ketauan deh ama server pusat. Bisa berabe kan. Hehe. Beda kalau naik angkutan umum yang rawan copet dan mungkin bakalan dibawa muter-muter entah kemana. kan takut banget yaaa.. Konon lagi sedang maraknya pedofil. 

Di Bandung, anak-anak SMP atau SMA tidak takut sih kalau naik angkutan online karena pasti sudah terpercaya mengenai keamanannya. Selain itu biasanya para sopir atau drivernya juga ramah-ramah dan baik banget.

Hmm, berdasarkan penjabaran di atas, mungkin Pemerintah perlu melihat lagi keperluan masyarakat jaman sekarang apa saja dan bagaimana. Tentunya, masyarakat sekarang ingin transportasi umum yang lebih mobile, fleksibel, on time, aman dan dengan tarif murah. Mungkin dengan mengupgrade kendaraan umum seperti di Belanda cukup baik. Pastinya bakalan anggaran lagii nih. Asal jangan dikorupsi oleh oknum tertentu aja deh. Kalau udah gitu mah, yah,,, kapan majunya nih transportasi di Indonesia.

Gimana menurutmu?

Newbie Traveller 31 - Finally, Welcome to Amsterdam !

Yeay,, kita landing ..

Landiiiinggggg...

Masih di pesawat tetep aja yaaaa.. selfie cantik dulu, hahaha

Masih ga nyangka banget nyampe di sini, Alhamdulillah, Semua karena berkah dari Allah. Ridho dan doa dari orangtua, dan dukungan dari keluarga, semuanyaaa.. doa teman-teman juga. Semuanya deh, thank you so much yaaa.. tanpa kalian semua, diniya ga mungkin bisa sampe di sini.

Schipol Amsterdam Airport

Schipol Amsterdam Airport

Beli Travel Ticket duluhh

Ini di dalem bandaranya, ga banyak sempet foto-foto karena udah kedinginan banget. 7 derajat celcius boookkk.. kedinginan ambo, tapi asyik asyikkk.. hehe. Nah, begitu tiba di sini, pastinya ke imigrasi dulu. Alhamdulillah lancar jayaaa.. Setibanya di sini kami juga tak lupa membeli kartu travel. entar kalau inget tak upload di sini ya, lupa sih dimana nyimpennya. Harganya 26 euro untuk 3 hari berlaku untuk semua transportasi mulai dari bus, tram, train, dan feri. Waaahhhh.. asik banget dah pokoknyaaa.. Aku juga beli kartu internet, namanya Lebara, harganya 25 euro untuk 500 mb paket internet dan 12.5 euro untuk nelpon kemana aja khusus di Belanda aja. Saranku kalau teman-teman hanya beberapa hari di sini, hanya 1 minggu mendingan ga usah beli sih, toh dimana-mana ada fasilitas wifi gratis, so dont worry and tetap hepiii. Hehehe.

Kalau kamu keluar dari Schipol akan keliatan ini.
Ngehits foto di sini.

Fotonya gelap karena lagi hujan sih. Nah,ini fotonya agak terang. Habis acara konferensi langsung balik sini untuk jeprat jepret lagi. Hahaha..





Ini tampak depan Bandara Schipol

Perjalanan dari bandara ke hotel, kita naik shuttle bus, Ini semacam fasilitas hotel yaitu bus yang bakalan back and forth sampe jam 1 malem buat nganterin penumpang ke hotel dan bandara. Ada jadwalnya tersendiri loh, mantep yaahh.. Ini dia.

Jadwal Bus Hotel-Bandara

Perjalanan dari bandara ke hotel sekitar 10 menitan gitu. Lumayan. Hehe. Shuttle bus ini gratis ya teman-teman. Yuuukkk,, Go go to penginapaann...

Suasana lagi nunggu shuttle bus. 

                                                           7 derajat celcius, Brrrrr

Setelah 10 menitan, Alhamdulillah tiba di Ibis Budget Hotel.


Mari check in dulu, nona maniisss.. Ahhhh... ingin segera istirahat. By the way, ini sekitar pukul 15.00 waktu setempat berarti jam 21.00 di Indonesia. Pada udah tidur yaaaa, akunya baru mau mandi sore. Wkwkwkwk..

∽∽∽∽

Newbie Traveller 30 - Gorgeous Long Transit at HIA Doha, Qatar


 Melanjutkan tulisan sebelumnya, berangkat dari Malaysia pukul 20.20 waktu setempat bahkan setelah sampai di Doha, Qatar, masih jam 23.15 . Ahhh, ternyata beda 6 jam dengan Indonesia dan beda 5 jam dengan waktu Malaysia. Baru inget, Jeddah kan deket situ yaaa..

Tiba di HIA, Doha-Qatar

Akhirnya merasakan yang namanya jetlag. Pernah dengar dong ya sama kata-kata "jetlag"? Well, sedikit informasi nih, ciyeee..

Kenapa sih jetlag itu mendera kalau melakukan perjalanan dengan perbedaan waktu yang cukup jauh dengan negara yang biasa kita tempati? Pada sebagian orang jetlag bisa seperti hadirnya rasa pusing, mual, kadang disertai lapar dan bahkan ingin tidur terus bawaannya. Nah, ternyata ini memang ada kaitannya kalau ditinjau secara sains loh. Pada mau tau ga? *Uhuk. Jadi, pada tubuh manusia ada yang namany ritme sirkadia. Ritme sirkadia secara umum terdapat semua organisme eukariotik (masih pada inget kan pelajaran IPA SMA mengenai sel?). Beberapa proses fisiologis yang terjadi dalam tubuh manusia yang terjadi dalam waktu 24 jam sehari semalam seperti denyut nadi, tekanan darah, suhu, laju pembelahan sel, jumlah sel darah, kewaspadaam, komposisi urin, laju metabolik, dan respon terhadap obat-obatan di dalam tubuh akan berfluktuasi. Siklus seperti ini  disebut dengan ritme sirkadia. Nah, jika ritme ini diganggu maka akan terjadinya desinkronisasi. Salah satu desinkronisasi yang terjadi adalah saat manusia melintasi zona waktu yang berbeda, jam di dinding tidak tersinkronisasi dengan jam internal. Sehingga rawan terjadinya jetlag. Jadi itu, singkatnya tubuh kita terganggu siklus metabolik dan lain-lain sehingga kita bisa merasa mual dan pusing.

Inilah yang aku alami. Dari Malaysia udah malem terus di pesawat bahkan sudah tidur 8 jam ketika tiba di Bandara Hamad International Airport (HIA) masih malem juga 23.15. Awalnya sih ga merasa jetlag. Kami langsung mencari tempat istirahat di bandara. Di sini tersedia Family Quiet Room. Jadi kita bisa beristirahat sambil menunggu penerbangan selanjutnya. Penerbangan menuju Amsterdam adalah pukul 07.10 pagi waktu setempat.

Family Quiet Room

Setiba di ruang istirahat ini, aku ga istirahat karena ngirainnya waktu di Indonesia kan udah subuh dan bukan lagi jam tidur. Maka aku mengambil laptop dan mengerjakan tugas analisis jurnal. Tidak sampai 15 menit, aku langsung merasa pusing yang sangat hebat. Aku awalnya bingung. Ini kenapa ya, udah tidur 8 jam kok masih ngerasa pusing. Aku pun menutup laptop dan kembali menyimpan ke dalam tas. Terus aku mulai ngemil, mungkin karena lapar, kupikir begitu. Ternyata tak juga. Aku malah mual. Akhirnya tak ada pilihan lain, sepertinya aku harus tidur lagi. Eh, waktu mau narik selimut ada anak kecil di sebelahku, senyam senyum. Jepret dlu lah.. Ini anak lucu banget, ditanyain, where do you come from, dia ngejawabnya, i don't know. But, I speak France. Trus aku dengan gaya sok tau, Oh, I see. Merciiii.. wkwkwkkw. dia malah ngetawain aku. Trus dia bilang ke bapaknya, Daddy, she can speak France. LoL. Padahal cuma bisa itu doang, wakakakka.. Thank you, Liliana.


And you know what? meski udah tidur kayak kebo di pesawat entah kenapa aku malah masih bisa tidur, Ternyata, tidur adalah salah satu menstabilkan desinkronisasi tadi, loh. Jadi, tubuh kita memang harus mengikuti waktu setempat. Ya kalau jamnya malam, ya kita harus tidur agar tubuh kita stabil lagi segala proses dan siklus biologis yang ada di dalam tubuh. Walhasil, alhamdulillah bangun jam 5 subuh waktu setempat udah suuueeegeerrr lagiii.. So, saranku, buat yang ngerasa suka jetlag, kamu harus mengikuti waktu setempat ya, kalau memang waktu malam untuk tidur maka kamu harus tidur. Kalau waktu siang beraktivitas maka kamu harus beraktivitas. Semoga bermanfaat ya infonyaaa..

Nah, siap-siap untuk check in lagi, dan flight to Amsterdam. Eits, tunggu dulu. Jepret bentar deh, di tempat nge-hits di HIA. Ini dia,

The HIA's Giant Teddy

Tau ga sih kenapa dibilang Giant? Karena memang ukurannya guueedddeeee banget.
Check this out about this Giant Teddy.
1. This Teddy is created by the World-Famous Sculpture, Urs Fischer, from New York.
2. It weighs approximately 18-20 tons (18000-20000 kg). WOW!
3. The height of the Teddy is 23 feet or 7 meters. Amazing! I am tiny, LOL
4. The piece is the largest of 3rd editions created. The other two are privately owned.
5. It is reported to be bought by a member of the Qatar Royal Family for just over $6.8 million from an auction at Christie's New York.
WOW WOW !!!

The Giant Teddy

Udah yukkk,, jangan sampe ketinggalan pesawat.


Ready to flight to Amsterdam, 😃 I am too excited!