RSS

Minggu, 08 Juli 2018

My Happiest Day Ever!

Alohaaaa...
Udah berapa bulan ya ga nulis di blog? Hampir 3 bulan sepertinya. LoL
Iya nih, akibat dirundung musibah yang bertubi-tubi. Tapi, Alhamdulillah sekarang semuanya sudah kembali lancar. Terima kasih ya Allah. Aku yakin deh, ga selamanya hujan terus turun, pasti akan tiba masanya reda dan berhenti yang kemudian disambut pelangi. Aw aw, co cwiiitt.. 

Hari ini pengen nulis tentang, My Happiest Day Ever!
Apaan sih? Akhirnya aku nikah, muah muah. Alhamdulillah aku sudah dipertemukan dengan jodohku oleh Sang Maha Pengatur Jodoh.  Aku menikah dengan seorang lelaki Jawa yang bernama Lukman Supriadi pada tanggal 24 Juni 2018, tepatnya hari Ahad dan hari ke-10 Syawal 1439 H yang katanya sih hari baik menikah itu di bulan Syawal di tanggal 1, 10, dan 20. Ada hadisnya sih, tapi aku lupa, nanti deh dicrosscheck lagi. Inget ga sama tulisan aku di blog ini tentang Stranger. Ya itu, ternyata dia menjadi suamiku sekarang. Hihihihi.

Ternyata ada banyak rintangan ya ketika akan menikah. Nasihat dari kakak ku agar banyak-banyak membaca doa agar diberi kemudahan. Suamiku dulu sebelum menikah juga sempat memberikan nasehat kalau-kalau nanti ada kesalahpahaman hendaknya salah satunya diam dan jangan menambah masalah. Selain itu juga perbanyak sabar, jika memang tidak ada hal penting yang dibicarakan hendaknya jangan berkomunikasi. Iya, ditakutkan hanya karena masalah sepele malahan jadi masalah besar akibat setan terus saja mengusik kita. Kenapa sih setan mengusik orang yang mau menikah. Ya jelas! Menikah adalah ibadah besar yang mana semuanya menjadi pahala. Tersenyum pada suami/istri jadi pahala, membuatkan secangkir teh saja sudah jadi pahala, berpegangan tangan saja jadi pahala, mencium kening istri jadi pahala, mencium tangan suami sebelum ia berangkat bekerja juga jadi ladang amal yang berlimpah, mencari nafkah dengan niat untuk mencukupkan kebutuhan istri menjadi pahal. Bayangkan kerja dari jam 7.30 sampai jam 17.00 setiap detiknya menjadi pahala. Waaahhhhh... pantesan aja setan makin gencar buat menggoda para calon pengantin agar tidak jadi menikah. Dasar ya si setan itu.

Setelah menikah, setan juga teruuuussss aja menggoda. Misalnya, hal sepele bisa jadi masalah besar. Pesan orang tuaku adalah agar selalu taat pada suami. Apa-apa ditanyakan pada suami, mau keluar jangan lupa minta ijin sama suami. Nah, itu katanya ayah. Kalau katanya mama, jangan pernah membantah kata suami selagi itu baik, hilangkan egois dalam diri, kalau salah jangan gengsi atau enggan minta maaf, kalau suami pulang kerja disambut dengan senyuman, rawat diri baik-baik dan cantik ketika di depan suami, jangan pemalas juga. Suami itu paling ga suka istri pemalas. Kalau pesan dari kakakku, jangan pernah melupakan keluarga meski sudah bersuami dan apabila suami ada kesalahan sepele jangan dibesar-besarkan, jika ada masalah besar ya dikecilkan. Wahh.. petuah-petuah yang sangat baik dan aku sangat senang.

Jika ditanya orang, bagaimana perasaannya setelah menikah? Ya Allah, Alhamdulillah yang tak henti rasanya ingin aku ucapkan. Aku mendapatkan suami yang rajin solatnya, baik hatinya, pengertian, perhatian, pekerja keras dan romantis. Suamiku juga orang yang selalu mengingatkanku dalam kebaikan-kebaikan. Aku merasa orang tuaku memang sedih karena anaknya harus pergi jauh karena ikut dengan suami. Tapi di satu sisi, mereka bahagia karena suami yang mendampingiku adalah sosok yang mereka anggap bisa menggantikan tanggung jawab mereka sebagai orang tua dengan baik. Meski ada yang bilang, "Ah, namanya juga pengantin baru, wajar aja lah masih romantis, coba deh udah setahun, udah biasa aja pasti, sering ribut." Astaghfirullah, semoga Allah jauhkan hal-hal yang tidak baik dalam rumah tangga kami. Tapi sebenarnya, ada kok beberapa orang yang setelah menikah malah merasa tidak bahagia, merasa terkurung karena apa-apa harus ijin suami, karena apa-apa harus menuruti kata-kata suami. Bahkan sampai 2 tahun menikah pun masih  merasa ga bahagia. Semoga Allah jauhkan kami dari godaaan syetan yang terkutuk ituhhh! 

Suamiku selalu berpesan agar tidak berlebihan dalam hal apapu, selalu lah kita bersyukur kepada Allah baik dalam hal senang ataupun susah. Jadi teringat ketika kami berdua selesai makan sate padang di Restoran Plaza Pekanbaru. Aku berkata, "Adek kenyang mas." Sontak suamiku berkata, "Dek, ga boleh gitu. Bilangnya Alhamdulillah.. Alhamdulillahilladzi ... ", Aku pun langsung tersipu malu karena lupa membaca do'a usai makan. "Astaghfirullah, iya mas" Aku pun membaca do'a usai makan. Lanjut suamiku berkata, "Baca doa dulu, ingat Allah dulu. Baru deh bilangnya adek kenyang mas. Gitu sayangku ya.." Kalau diingat-ingat, rasanya aku bahagiaaaaaaaaaa sekali, sampai saat ini aku merasa bahagiaaa sekali mendapatkan seorang suami yang hatinya tertaut pada Allah. Alhamdulillah terima kasih ya Allah telah memberikanku suami yang luar biasa. Suamiku yang selalu bekerja keras, terima kasih suamiku. Semoga suamiku selalu sehat dan bahagia hidup bersamaku. Semoga aku menjadi istri yang dapat menyejukkan hatinya dan taat kepadanya. Semoga suamiku dapat diberikan kesabaran jika aku sebagai istrinya melakukan kesalahan. Duhai suamiku, tolong dengan sabar terus menasehatiku dan mendoakanku agar hatiku dan akhlakku menjadi lebih baik dan taat kepadamu. Semoga aku dijauhkan dari hal-hal yang dapat membuat hatimu sedih dan jengkel. Semoga kita berdua selalu bersama hingga menuju syurga Allah. Betapa aku ingin , kita tetap bersama di syurga kelak.

Aku juga sempat membaca bahwa agar terjaganya rumah tangga dari hal yang tidak baik adalah dengan menambah amalan berupa solat sunnah. Semoga rumah tangga kami dijauhkan dari hal yang tidak baik, selalu diberikan kesejukan, dihimpun dalam kebaikan-kebaikan dan tabah jika suatu saat nanti ditimpa oleh masalah. Semoga Allah meridhoi setiap langkah kami dan menjaga kami. Amiiin.