RSS

Minggu, 17 Juli 2016

Mesjid Raya Baiturrahman Diserbu Catin

Pagi tadi menyempatkan diri membaca berita melalui akun instagram Kabar Aceh bahwasanya jadwal yang akan melangsungkan akad nikah di Mesjid Raya Baiturrahman Banda Aceh telah penuh terisi sejak bulan Juli hingga Desember 2016. Suatu berita yang cukup menarik dibahas. Mengapa? Hangatnya trending topic di media cetak ataupun elektronik beberapa hari lalu yakni melonjaknya harga emas di Aceh hingga 1.9juta rupiah per mayam dapat membuat melonjaknya angka para jomblowan dan jomblowati telah tergoyahkan. Justru semakin meningkatnya harga emas membuat para pria lebih tertantang untuk membutikan cintanya kepada sang gadis. Cinta abang keu adek tak kan sirna. Gunong meuh pih abang mita deumi jeut meusandeng ngon cut dek di peulaminan.

Meningkatnya angka pernikahan di bulan Juli hingga Desember tidak sepenuhnya karena melonjaknya harga emas sehingga para pria ingin terlihat beken atau memperlihatkan kekayaan. Akan tetapi ada beberapa alasan yang membuat para catin (calon pengantin) ingin menikah di Mesjid Raya Baturrahman.

Adapun alasan yang pertama, Mesjid Raya Baiturrahman adalah salah satu mesjid yang paling bersejarah bagi semua masyarakat Aceh. Mesjid Raya begitulah nama asli mesjid ini ketika pertama kali dibangun oleh Sultan Iskandar Muda 400 tahun yang lalu, 1612 M. Kemudian mesjid ini sempat dibakar ketika zaman Belanda karena adanya agresi militer dengan tentara Belanda yang terjadi di bulan Safar 1290/April 1873 M. Dalam agresi tersebut, telah tewas tertembak Mayjen Kohler, yang mana tempat tertembaknya diabadikan di sebuah monumen pohon ketapang di sebelah utara pintu mesjid. Namun sayangnya, pohon bersejarah bagi rakyat Aceh yang telah menjadi saksi perjuangan pahlawan terdahulu telah ditebang.

Selanjutnya, mesjid ini kembali dibangun lagi meski hanya memiliki satu kubah saja. Singkat cerita, di tahun 2004 tsunami telah memporak-porandakan Banda Aceh namun mesjid ini tetap berdiri kokoh di tengah-tengah jantung kota Banda Aceh. Betapapun banyak peristiwa yang terjadi, mesjid Raya Baiturrahman telah menjadi saksi yang abadi sejak zaman kepemimpinan Sultan Iskandar Muda hingga kini. Hal inilah yang menjadikan banyaknya para catin ingin melangsungkan akad nikah di mesjid yang paling bersejarah ini. Para catin ingin menjadikan Mesjid Raya Baiturrahman sebagai saksi bahwa abadinya sebuah cinta yang akan dirajut dalam sebuah rumah tangga. Dengan harapan pula, para catin akan mampu berdiri kokoh berdua selamanya meski banyaknya lika-liku rumah tangga yang akan menggoyahkan mereka.

Alasan berikutnya adalah desain arsitektur mesjid Raya yang sangat apik dan menawan menjadikannya tempat yang bagus untuk diabadikan dalam sebuah foto pernikahan. Ditambah lagi jika desain terbaru mesjid Raya telah terselesaikan makan akan mirip dengan mesjid Nabawi di Madinah. Apabila berfoto di sini maka seolah akan terasa seperti sedang di Madinah. Harapannya masyarakat Aceh apabila telah berfoto di sini maka suatu saat nanti permintaan untuk dapat melangkahkan kaki ke Madinah akan semakin dekat jaraknya.

Berikut ini adalah rekam jejak Mesjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh.



Mesjid Raya pada zaman Belanda

Mesjid Raya dengan 5 kubah

Mesjid Raya saat tsunami tahun 2004 silam

Desain interior mesjid

Mesjid Raya yang akan direnovasi

Rancangan terbaru Mesjid Raya