RSS

Sabtu, 03 Maret 2018

Bahasa Daerah: Mosaik Kebudayaan Bangsa yang Terkikis Zaman


“Utamakan Bahasa Indonesia, Pelihara Bahasa Daerah dan Kuasai Bahasa Internasional”
-Anonim-

Makna tentang komunikasi dan penggunaannya semakin luas seiring berjalannya perkembangan zaman. Akan tetapi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia daring arti kata komunikasi adalah penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Sejak jaman dahulu, nenek moyang sudah menggunakan komunikasi berupa bahasa dalam kesehariannya. Tentu saja cara berkomunikasi melalui bahasa yang digunakan di satu daerah dengan daerah lain berbeda namun mungkin makna yang dimaksudkan adalah sama.
Kenyataan yang tidak mengejutkan lagi bahwa seiring cepatnya perkembangan zaman, bahasa ibu atau sering dikenal dengan bahasa daerah yang ditinggalkan oleh nenek moyang secara turun-temurun sudah mulai terkikis perannya, tergerus penggunaannya dan kalah pamor dibandingkan dengan bahasa Inggirs yang dikenal sebagai bahasa antarbangsa. Memang benar, tidak ada salahnya menguasai bahasa asing, akan tetapi tetaplah memelihara bahasa daerah. Pada saat ini pembahasan mengenai bahasa daerah memang telah menjadi topik yang kurang menarik di kalangan pemuda-pemudi Indonesia terutama daerah perkotaan. Kaum muda jaman sekarang juga lebih senang menggunakan bahasa gaul dan mudah diingat. Contohnya, kata ‘mager’ alias malas bergerak lebih dikenal dibandingkan kata ‘kelesa’ yang artinya menurut KBBI daring juga sama yaitu malas bergerak. Ditambah lagi, kalau para orang tua yang berpikir bahwa bahasa daerah tidak ada faedahnya bagi kehidupan masa depan sehingga tidak akan bersedia mewariskan bahasa ibunya kepada anak-anaknya. Fenomena-fenomena tersebut harusnya menjadi perhatian penting di semua kalangan masyarakat Indonesia.
Pentingnya memberikan perhatian kepada bahasa daerah karena bahasa daerah merupakan sebuah identitas dari suatu bangsa. Jika bahasa daerah ini hilang maka artinya identitas bangsa juga akan hilang. Mengingat pentingnya bahasa ibu bagi kehidupan, salah satu lembaga PBB yaitu UNESCO (United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization) menetapkan Hari Bahasa Ibu Sedunia pada tanggal 21 Februari 1991 di Paris. Selain itu, tanggal 21 Februari dipilih menjadi hari untuk mempromosikan keanekaragaman budaya dan bahasa dunia, mengingat peristiwa berdarah yang terjadi di Pakistan Timur pada tanggal 21 Februari 1952. Pada hari itu, empat orang mahasiswa Universitas Dhaka tewas diterjang peluru polisi setempat demi memperjuangkan diakuinya bahasa Bengali sebagai bahasa nasional. Perlu diketahui bahwa pada tahun 1948 pemerintah Pakistan menetapkan bahasa Urdu sebagai satu-satunya bahasa nasional padahal bahasa Bengali—bahasa pujangga tersohor Rabindranath Tagore ini—memiliki jumlah penutur mayoritas. Peristiwa tersebut menunjukkan betapa besarnya memperjuangkan sebuah bahasa. Penetapan Hari Bahasa Ibu Sedunia diharapkan dapat berlangsung setiap tahun untuk memajukan keanekaragaman budaya dan bahasa dunia.
Bahasa daerah yang merupakan salah satu bagian dari mosaik kebudayaan dan kekayaan bangsa Indonesia harus dilindungi dan patut dilestarikan. Oleh karena itu, sangatlah penting mengetahui urgensi penggunaan bahasa daerah itu sendiri. Berikut ini adalah beberapa alasan pentingnya menjaga kelestarian bahasa daerah:
1.             Bahasa daerah adalah peninggalan budaya dari nenek moyang
Ada banyak peninggalan bersejarah yang ada di Indonesia. Contohnya, artefak yang sudah berumur ratusan tahun, batu tulis atau dokumen penting berisikan informasi jejak leluhur, dan juga budaya yang diturunkan secara turun-temurun. Adapun salah satu peninggalan budaya tersebut adalah bahasa daerah. Bahasa daerah ini tidak hanya menjadi alat komunikasi di jaman nenek moyang terdahulu namun juga sebagai media untuk memberikan pesan moral dan nasehat bagi masyarakat. Pesan moral dan nasehat dikemas melalui pepatah, pantun, puisi dan syair dalam bahasa daerah. Hal tersebut juga dilakukan agar menarik perhatian masyarakat terutama kalangan muda untuk peduli dalam melestarikan bahasa daerah. Contoh pepatah dalam bahasa Sunda adalah ‘ngeduk cikur kedah mihatur nyokel jahe kedah micarek’ yang artinya kalau kita mau mengambil sesuatu itu, harus izin dulu dengan yang punya, ‘kudu silih asih, silih asah, jeung silih asuh’ yang artinya kita harus saling mengasihi, mengasah, dan juga saling mengasuh antar sesama manusia, dan ‘kalakuan keok memeh dipacok’ yang artinya jangan menyerah sebelum mencoba. Penggunaan bahasa daerah dalam menyampaikan pesan moral dapat diibaratkan sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui.
2.             Bahasa daerah adalah penghubung antarkeluarga dan masyarakat
Bahasa daerah dapat menjadi penghubung antara keluarga dan juga masyarakat setempat. Contoh sederhananya, seseorang yang bepergian ke suatu daerah tertentu dan dapat menggunakan bahasa daerah di wilayah tersebut maka masyarakat sekitar biasanya akan lebih mudah menerima kedatangan orang baru sebagai bagian dari keluarga mereka. Penggunaan bahasa daerah akan menguatkan kekerabatan baik dalam keluarga atau masyarakat.

3.             Bahasa daerah dapat memperkaya khasanah kosakata bahasa Indonesia
Perlu diketahui bahwasanya bahasa daerah ternyata telah menyumbangkan kosakata bagi bahasa Indonesia. Contohnya, kata ‘nyeri’ memiliki arti ‘sakit karena adanya sebab tertentu’, berasal dari kata Sunda. Kata ‘mabal’ yang artinya ‘memakai jalan yang tidak biasa dan membolos sekolah’, berasal dari bahasa Sunda dengan arti yang sama. Ada pula beberapa kosakata dari beberapa daerah lain yang ada di Indonesia dan kemudian dimanfaatkan serta dapat diterima oleh masyarakat. Jika semakin kaya bahasa daerah maka akan semakin besar pula peluang bahasa Indonesia menjadi lebih berkembang.

Setelah mengetahui penjabaran alasan pentingnya melestarikan bahasa daerah, diharapkan semua lapisan masyarakat dapat turut mengambil perannya masing-masing. Hal sederhana yang dapat dilakukan dalam keluarga adalah menggunakan bahasa daerah di dalam percakapan sehari-hari dan mengajak anak untuk membaca buku cerita yang menggunakan bahasa daerah. Khususnya di dunia pendidikan sekolah, adanya penetapan mata pelajaran bahasa daerah di kelas dapat mengenalkan bahasa ibu/daerah sejak dini kepada anak-anak agar bahasa ini tidak punah, karena bahasa daerah adalah generasi penerus bangsa. Hayu utamikeun basa Indonesia, piara basa daerah, sareng ngawasa basa internasional!