RSS

Selasa, 28 Maret 2017

Newbie Traveller 32 - Public Transportation at Amsterdam

Alasan suatu kota akan dianggap menjadi tempat yang nyaman untuk dikunjungi memang alasan nomor satu adalah tempat wisata yang ada di kota tersebut. Eits, tunggu dulu! Ada juga yang tidak kalah penting, loh. Ada yang tau? Yes, tepat sekali! Public transportation yang ada di kota tersebut. Aku tak berhenti berdecak kagum melihat beragam jenis angkutan umum yang ada di kota Amsterdam ini. Apa saja sih? Pertama kali aku mendarat di negeri tulip ini, aku baru tau adanya layanan bis gratis dari pihak hotel ke bandara Schipol. Bis gratis ini disebut dengan shuttle bus. Bis ini akan mengantar para penumpang dari Bandara ke hotel dan dari hotel ke Bandara. Ukurannya seperti transjakarta versi mini, di dalamnya ada beberapa bangku dan tempat meletakkan koper. Tentunya sudah dengan fasilitas penghangat dan pendingin. Kalau sedang musim dingin yang dihidupkan adalah penghangat, begitu pula sebaliknya. Hal yang membuatku berdecak kagum adalah bis ini telah memiliki jadwal yang sudah ditentukan. Wow. Jadi ga perlu takut ketinggalan bis karena kita cukup melihat jadwalnya saja. Kalau kita lalai dan tidak on time, tentu saja langsung akan ditinggal cus oleh bapak sopir. Kalau di Indonesia gimana? Malahan penumpang yang ngingetin pak sopir buat on time ya?

Adapun angkutan umum lainnya yang aku tumpangi adalah Bus Airport Express 197. Kebetulan stasiun bus ini tidak jauh dari penginapan kami, Ibis Hotel. Bus ini juga bisa ditumpangi kalau kita ingin menuju ke Bandara Schipol. Angkutan ini juga berangkat menuju ke kota, namun tidak sampai ke Central Station Amsterdam. Bus ini mirip memiliki nomor-nomor dengan tujuan yang berbeda-beda. Kalau di Indonesia seperti Transjakarta sih bentuknya tapi lebih panjang. Bahkan ada juga bus yang tingkat dua. Tapi tidak banyak jumlahnya kalau di kota Amsterdam. Nah, lagi-lagi, bis ini juga sudah ditentukan jadwalnya loh. Mereka hanya akan stop kalau bahasa kita 'ngetem' paling lama sekita 10 menit. Ada atau tidaknya penumpang ya mereka akan tetap melanjutkan perjalanan.

Bus Airport Express 197


Selain ada bapak sopir, juga ada satpam yang duduk di tengah-tengah bagian dalam bis. Dia yang akan mengontrol siapa saja yang akan naik. Apakah orang itu punya kartu atau tidak.

Jepret dulu sama bapak sopir yang ramah buanget! 😄

Well, selain ada bis ini, juga ada yang namanya tram. Tram ini seperti kereta api tapi jalurnya sama dengan jalus bis yang sudah disebutkan tadi, sama-sama di jalan raya. Bedanya halte tram ini jaraknya lebih dekat antara satu halte dengan yang lainnya. Hal yang sama juga berlaku untuk bis yang sudah diceritakan dan juga tram ini. Hmm.. Luar biasa ya on timenya mereka. Jadi pantesan aja warganya banyak memilih naik transportasi umum karena memang on time sih.

Tram as public transportation

 Hayuk, kartunya dikeluarin dulu.

Jangan lupa check ini ya pas masuk ke tram.
Yang di sebelah cewek bertopi.

Click, check in done!

Ini juga ada pak satpamnya.
Kalau di Indonesia alias abang kernet.

Kalau mau turun jangan lupa pencet tombol biru.

Nah, nah.. kalau katanya di Belanda pada naik sepeda aku sih sekarang percaya. Udah ngeliat langsung. Kalau di Indonesia sama halnya seperti jumlah yang naik motor. Di sana itu sepeda fungsinya seperti motor. Jadi ga usah pada malu kalau naik sepeda. Rame kok yang naik sepeda di sana. Bahkan mereka punya jalurnya sendiri loh. Jangan heran juga kalau di sana banyak lampu lalu lintasnya. Ada yang untuk pesepeda, pejalan kaki dan kendaraan umum.


Siswa-siswa pada mau ke sekolah nih.

Wuusshhh, kelitan tuh kan, ada yang jalan kaki, naik sepeda dan kendaraan umum

Salut banget di sini adalah jika ada penyebrang jalan semua kendaraan umum pasti akan berhenti untuk menyilakan para pejalan kaki untuk menyebrang terlebih dahulu. Ga usah kode dengan tangan, langsung lewat aja, pasti kendaraan umum akan berhenti. Tapi berbeda dengan jalanan yang ada lampu lalu lintas ya, kan memang sudah di atur, Tapi kadang tetep aja ada pejalan kaki yang nerobos, kalau di Indo mah udah ga hidup, tuh orang pasti ketabrak. Ya kalau di sana mah langsung pada berhenti kendaraannya. Mantep!

Then, selanjutnya adalah uber. Di sini yang naik mobil pasti itu adalah fasilitas taksi atau uber atau mobil kantor. Mobil banyak juga sih tapi jarang yang lalu lalang di jalanan. Pasti yang paling banyak sepeda, bis dan tram. 

Selain itu ada juga canal cruise. Udah pada tau kan ? udah pada baca belum postingan sebelumnya?
Yang di kanal ini, namanya canal cruise.

Ga hanya di sini ada canal cruise. Di dekat Anne Frank House juga ada.


Fungsinya engga lagi sebagai alat transportasi jauh sih, udah lebih ke tempat wisata gitu.
Ahh .. lelahnyaaa,, baru juga naik beberapa alat transportasi ya.

~~~~~

Di tengah-tengah hebohnya demo angkutan umum konvensional dan angkutan online, saya jadi merasa punya ide. Bagaimana kalau Pemerintah mengupgrade angkutan umum menjadi lebih bagus lagi. Kenapa sih banyak masyarakat malah memilih angkutan online? Saya yang sebagai konsumen memang merasa angkutan online lebih nyaman. Ada beberapa hal yang membuat masyarakat lebih memilih angkutan online;
1. Fleksibel cukup 'klik' langsung tiba. Hanya dengan menggunakan aplikasi maka angkutan akan datang tepat di hadapan konsumen. Jika dalam waktu kepepet tentu hal ini sangat menguntungkan. Tapi jangan hanya dilihat dari sisi keuntungannya saja. Hal tersebut membuat kita jadi malas untuk berjalan kaki. Kalau naik angkutan umum pasti harus berjalann sedikit menuju tempat yang banyak angkutan umumnya. Padahal lebih sehat ya kalau banyak jalan kaki. 

2.  Tarifnya jauh lebih murah. Apalagi sih yang dicari oleh konsumen kalau bukan tarif murah? Bahkan pembayaran bisa dilakukan tanpa uang cash yaitu dengan sistem TOP-UP. Ini tentu sangat menguntungkan kalau-kalau kita lupa membawa uang cash. Lagi, dari segi harga, jika konsumen melakukan TOP-UP atau pembayaran secara non-tunai maka akan mendapat potongan harga dari 30% hingga 50%. Sangat menggiurkan, bukan?

Saya pernah ingin naik ojek pangkalan. Tarifnya memang sangat jauh. Kalau naik angkutan online hanya 2000 rupiah, maka naik ojek pangkalan 15ribu rupiah, WOW! Saya kaget warbiyaaassaaahhh!!! Trus saya melakukan bargaining, tetep aja si akang bersikeras, dia ga mau 10ribu tetep maunya 15ribu, padahal jaraknya sangat dekat dan hanya memakan waktu sekitar 5 menit. Bahkan si akang bilang dengan ketus dan jutek, "Kalau mau 10rebu, noh jalan kaki sono, naik ojek pangkalan yang di ujung". Ojek pangkalan ujung yang dimaksud adalah saya harus berjalan sekitar 10 menit lagi. Elus dada aja deh hayati. Akhirnya ga jadi naik ojek pangkalan. 

Kalau angkutan online, tarif sudah diberitahu di awal pemesanan. Maka kita sebagai penumpang tidak akan terkejut dengan biaya yang akan kita keluarkan nantinya.

3. Tepat waktu. Time is money, Bagi orang yang sibuk dan memiliki keperluan mendesak tentu lebih memilih angkutan online dibandingkan angkutan umum yang banyak 'ngetemnya' dan ga tentu kapan akan tiba, Belum lagi terhitung dengan kemacetan.

4. Fasilitas nyaman. Alasan lain mengapa konsumen memilih angkutan online adalah fasilitas yang ditawarkan sudah pasti tidak diragukan lagi. Kalau berupa mobil yang sudah pasti aman pajaknya dan fasilitasnya enak ada AC. Hmmm.. ga sumpek atau ga perlu berdesakan duduknya.

5. Lebih Aman. Kenapa sih bilangnya lebih aman? Tentu, karena sistemnya menggunakan GPS. Kalau si akang mau nyulik nah yooo,, ketauan deh ama server pusat. Bisa berabe kan. Hehe. Beda kalau naik angkutan umum yang rawan copet dan mungkin bakalan dibawa muter-muter entah kemana. kan takut banget yaaa.. Konon lagi sedang maraknya pedofil. 

Di Bandung, anak-anak SMP atau SMA tidak takut sih kalau naik angkutan online karena pasti sudah terpercaya mengenai keamanannya. Selain itu biasanya para sopir atau drivernya juga ramah-ramah dan baik banget.

Hmm, berdasarkan penjabaran di atas, mungkin Pemerintah perlu melihat lagi keperluan masyarakat jaman sekarang apa saja dan bagaimana. Tentunya, masyarakat sekarang ingin transportasi umum yang lebih mobile, fleksibel, on time, aman dan dengan tarif murah. Mungkin dengan mengupgrade kendaraan umum seperti di Belanda cukup baik. Pastinya bakalan anggaran lagii nih. Asal jangan dikorupsi oleh oknum tertentu aja deh. Kalau udah gitu mah, yah,,, kapan majunya nih transportasi di Indonesia.

Gimana menurutmu?

0 komentar: