Bandung, 26 November 2017
Tulisan ini
terinspirasi dari beberapa berita panas keadaan rumah tangga para
artis yang dihiasi oleh berbagai macam problematika, seperti perselingkuhan, poligami
dan wanita pelakor alias perebut laki orang. Miris. Di satu sisi, kita sebagai
penonton bisa mengambil hikmahnya dan memperbaiki diri menjadi seseorang yang
lebih baik dan beriman kuat selama berumah tangga. Tapi di sisi lain, jika hal ini semakin sering
terjadi dan tidak ditanggapi secara serius maka perselingkuhan, merebut suami/istri
orang lain dengan cara membujuk rayu, berzina dengan suami/istri orang lain
atau bahkan membuat suatu hubungan rumah tangga hancur hingga berujung
perceraian akan menjadi suatu hal yang biasa saja dalam kehidupan ini. Sungguh
sangat miris. Iblis akan tertawa melihat suami istri yang bercerai. Jadi, orang
yang senang dan tertawa saat membuat rumah tangga orang lain hancur, mungkin
tidak jauh beda dengan iblis ya? *Ups!
Dari Jabir radhiallahu
‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya di atas air
(laut) kemudian ia mengutus bala tentaranya. Maka yang paling dekat dengannya
adalah yang paling besar fitnahnya. Datanglah salah seorang dari bala
tentaranya dan berkata, “Aku telah melakukan begini dan begitu”. Iblis berkata,
“Engkau sama sekali tidak melakukan sesuatupun”. Kemudian datang yang lain lagi
dan berkata, “Aku tidak meninggalkannya (untuk digoda) hingga aku berhasil
memisahkan antara dia dan istrinya. Maka Iblis pun mendekatinya dan berkata,
“Sungguh hebat (setan) seperti engkau” (HR Muslim IV/2167 no 2813)
Saudaraku,
Tentu saja, setelah menikah pasti akan
banyak godaan syaithan yang wara-wiri di kehidupan kita. Kenapa? Fenomena
pertama, karena semua aktivitas yang baik dan positif dalam rumah tangga akan
menjadi pahala yang berlipat ganda. Sudah barang tentu, syaithan dan iblis
tidak akan senang melihat manusia dalam kebaikan dan berada dalam jalur yang
benar. Allah swt telah mengingatkan kita dalam firman-Nya:
“Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan
Yang Maha Pemurah (Al Quran), kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan)
maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. Dan
sesungguhnya syaitan-syaitan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang
benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk” (Az zukhruf 36-37)
Fenomena kedua, Iblis
dan syaithan juga akan semakin rajin dan giat untuk membisikkan kepada
laki-laki bahwa wanita lain jauh lebih cantik, indah, menawan, anggun, dan
sebagainya. Pesan Rasulullah saw kepada para suami, jika sekali waktu tanpa sengaja ia bertemu dengan wanita yang menarik
hatinya dan memancing syahwatnya, ia segera pulang untuk menemui istrinya
sebagaimana sabda Nabi:
“Jika engkau melihat seorang wanita, lalu ia
memikat hatimu, maka segeralah datangi istrimu. Sesungguhnya, istrimu memiliki
seluruh hal seperti yang dimiliki oleh wanita itu.”(HR. Tirmidzi)
Fenomena ketiga, akibat fenomena kedua maka akan terjadilah
perselingkuhan dan perzinahan antara laki-laki/wanita yang sudah menikah.
Bukankah Allah swt telah mengingatkan kita dalam firman-Nya:
“Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, Maka deralah
tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan
kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu
beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman
mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman.” (QS. An Nuur : 2)
Dari Abu Hurairoh ra
bahwasanya Rasulullah saw pernah memberikan hukuman kepada orang yang berzina
(belum menikah) dengan hukuman dibuang (diasingkan) satu tahun dan pukulan
seratus kali.” (HR. Bukhori)
Rasulullah saw
menanyakan kepada seorang laki-laki yang mengaku berzina,”Apakah engkau seorang
muhshon (sudah menikah)? Orang itu menjawab,’Ya’. Kemudian Nabi bersabda
lagi,’Bawalah orang ini dan rajamlah.” (HR Bukhori Muslim)
Ada suatu kisah yang di dalam
menceritakan nasihat seorang Syeikh kepada seorang suami, bahwa jika kamu serakah
maka anjing pun terlihat lebih cantik dan kamu ingin menikahinya.
Astaghfirullah!
(Bisa baca kisah seorang suami yang mendatangi seorang
Syeikh dan menceritakan keresahannya, http://www.momentumpedia.com/2015/09/Menundukkan.Pandangan.html
)
Saudaraku,
Adapun cara agar rumah tangga kita
selalu harmonis dapat ditempuh dengan beberapa cara:
1. Bersyukurlah atas pasangan yaitu istri/suami yang
diberikan Allah swt kepadamu. Bukankah kita tau jika kita bersyukur maka nikmat
Allah akan terus bertambah (QS. Ibrahiim: ayat 7). Terimalah pasanganmu sepaket
dengan kekurangannya. Namun jangan terus fokus akan kekurangan yang dimiliki oleh
pasanganmu. Jangan mencari-cari kekurangan pasanganmu karena sudah pasti kamu
tidak akan pernah bersyukur.
2. Senantiasa kita berdoa kepada Allah swt agar
dijauhkan dari bisikan iblis dan syaithan untuk tidak melakukan hal-hal yang
dibenci oleh Allah swt dalam berumah tangga.
3. Senantiasa pula kita selalu mengingat dosa
dan hukuman Allah jika kita melakukan perselingkuhan, perzinahan ketika sudah
berumah tangga dan perceraian. Semoga dengan demikian kita dijauhkan dari
hal-hal yang tidak diinginkan.
4. Keserakahan akan
terus menghantui jika iman yang kita miliki tidak terus diupgrade, maka perlu sekali mencari lingkungan yang positif,
berkumpul dengan orang saleh, dan saling mengingatkan agar selalu dalam
kesyukuran atas apa yang telah dimiliki. Teruslah
memperbaiki diri, menambah ilmu agama, meningkatkan keimanan kepada Allah swt,
nicaya perselingkuhan, perzinahan dengan suami/istri orang lain, dan perceraian
akan dijauhkan oleh Allah swt.
5. Kurangi egomu. Jangan sampai ego menguasai
dirimu. Jika suami dan istri melakukan kesalahan maka segeralah keduanya
meminta maaf dan saling memaafkan. Jangan ikuti egomu, atau merasa gengsi dan malu.
Jika ego menghantui kita, maka permasalahan yang seharusnya dapat diselesaikan
malah akan menjadi besar. Bukankah saling memaafkan lebih baik?
6. Saling memahami dan pengertian. Suami dan
istri adalah dua orang yang berbeda, maka kita harus saling memahami dan
mengerti akan kondisi pasangan kita. Berusaha untuk menjadi yang terbaik bagi
pasangan kita adalah sesuatu hal yang sangat luar biasa. Jangan hanya ingin
dimengerti tapi berusalah untuk mengerti pasangan kita. Mengerti apa yang yang
disukai dan apa yang tidak disukai oleh pasangan kita.
7. Saling memberikan
pujian dan hadiah. Boleh lah sekali-kali suami dan istri saling memberikan
pujian dan hadiah agar pasangannya senang dan menambah kasih sayang. Bukan gombal atau matre,
akan tetapi Rasulullah juga melakukannya pada istri beliau.
Dari ‘Aisyah, ia berkata,
“Orang-orang
Habasyah (Ethiopia) pernah masuk ke dalam masjid untuk bermain, lantas Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam memanggilku, “Wahai Humaira (artinya: yang
pipinya kemerah-merahan), apakah engkau ingin melihat mereka?” (HR.
An Nasai dalam Al Kubro 5: 307).
Lihatlah bagaimana panggilan sayang
tetap melekat pada suri tauladan kita yang mulia, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam. Jadi bukan kata-kata jelek atau merendahkan yang keluar dari
mulut seorang suami. Dari Mu’awiyah Al Qusyairi radhiyallahu ‘anhu, ia bertanya
pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai kewajiban suami pada
istri, lantas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Engkau
memberinya makan sebagaimana engkau makan. Engkau memberinya pakaian
sebagaimana engkau berpakaian -atau engkau usahakan-, dan engkau tidak memukul
istrimu di wajahnya, dan engkau tidak menjelek-jelekkannya serta tidak
memboikotnya (dalam rangka nasehat) selain di rumah” (HR. Abu Daud
no. 2142. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih).
Bisa
baca lebih lanjut kemesraan Rasulullah saw dengan istri beliau (http://www.kabarmuslimah.com/tauladan-cinta-rasulullah-kepada-istri/)
Semoga Allah selalu menghimpun kebaikan-kebaikan dan menjaga
rumah tangga kita hingga menuju jannah-Nya.
0 komentar:
Posting Komentar