Sebagian besar
muda-mudi di Indonesia sangat ingin mengecap pendidikan di luar negeri tidak
terkecuali saya sendiri. Meskipun saya belum berkesempatan untuk melanjutkan
magister di luar negeri tapi saya memiliki kesempatan untuk mengikuti Seminar Internasional
di kota Amsterdam, Netherlands. Kebanyakan dari kita mengetahui bahwasanya
Indonesia dan Belanda memiliki keterkaitan yang kuat dengan negeri kincir angin
ini. Belanda juga terkenal dengan keindahan bunga tulip di Keunkoef. Namun
tidak banyak yang tahu bahwasanya negara Belanda ini memiliki letak geografis
yang unik dari negara lainnya.
Sebulan yang
lalu pada mata kuliah Kajian IPA-Fisika, salah seorang teman saya ditertawakan
karena ia mengatakan bahwasanya negara Belanda merupakan negara yang daratannya
lebih rendah dari permukaan laut. Saya bisa merasakan betapa malunya dia
ditertawakan oleh dosen dan teman-temannya. Pada bulan Maret 2017, saya berkesempatan
mengunjungi Belanda. Ternyata apa yang disampaikan oleh teman saya adalah benar
adanya. Bukan main kagetnya saya! Saya pun mencari tahu lebih lanjut mengenai
negara Belanda ini.
Wilayah negara
Belanda, 55% nya berada di bawah permukaan laut. Adapun kota terbesar pertama
di Belanda adalah kota Amsterdam dan kedua adalah kota Rotterdam. Amsterdam
merupakan satu-satunya kota di dunia yang ketinggiannya di bawah permukaan air
laut. Oleh karena itu pengaturan air laut sangatlah penting di negara ini dan
di beberapa kota salah satunya adalah Amsterdam. Sekitar seperempat bagian dari
permukaan kota ini merupakan kanal dan saluran air dengan panjang yang lebih
dari 100 km dengan 90 pulau dan 1.500 jembatan.
Selanjutnya
diikuti dengan kota Rotterdam karena titik terendah di Belanda terletak di
sebelah timur pusat Kota Rotterdam dimana mencapai sekitar 7 cm di bawah
laut dan daerah dataran rendah itu dilindungi oleh tanggul untuk menghadang
naiknya air ke dalamnya. Hal ini juga membuat Kota Rotterdam sangat
sensitif terhadap badai, banjir dan kenaikan air laut. Salah satunya
adalah Prins Alexander Polder yang terletak di timur laut Rotterdam ini berada 6
meter di bawah permukaan laut. Karena Banyaknya
daerah datar yang berdiri di bawah permukaan laut yang sebenarnya, Belanda
mulai merencanakan bangunan yang dapat menahan masuknya air laut kedaratan
yaitu dengan membangun dam (bendungan) dititik-titik tertentu sesuai kondisi
topografi. Proyek pembangunan ini dimulai sejak abad ke-10. So amazing!
Sejak abad ke-10 Pemerintah Belanda telah membangun DAM. Sungguh bisa
dibayangkan bahwa teknologi di negara Paman Sam ini telah berkembang sejak
ratusan tahun lalu.
Sejarah kanal di Amsterdam dimulai dari
pembangunan dam (bendungan) ketika kota ini pertama kali didirikan sekitar
tahun 1250. Saat itu kota ini diberi nama ‘Aeme Stelle Redamme’ atau ‘Dam in a
Watery Area’ yang artinya dam di daerah berair. Di wilayah lainnya dam dibangun
horisontal sungai dengan menghubungkan pulau yang satu kepulau lain sehingga
aliran air pasang tidak tembus kedaratan. Awesome! Betapa
banyaknya bendungan yang dibangun di Negara ini. Sekarang jelaslah Negara
Belanda sangat tergantung dari dam. Lebih hebatnya lagi, dam-dam tersebut
bekerja secara otomatis tanpa harus dioperasikan oleh manusia. Ini disebabkan
oleh adanya alat pendeteksi tinggi muka air yang ditempatkan pada
titik-titik tertentu dekat dam tersebut, sehingga hanya dengan sensor
pintu-pintu air tersebut menutup sendiri apabila terjadi pasang. Contohnya adalah pada akhir tahun 1990-an pemerintah kota membangun Maeslantkering,
yaitunya dua gerbang besar yang bisa dibuka tutup dengan total panjangnya 600
meter dan ukurannya sebesar Menara Eifel. Ini
merupakan salah satu rekor sturuktur bergerak terbesar di Bumi.
Seiring perkembangan zaman dan semakin
padatnya penduduk di Belanda, Pemerintah menata kota dengan menambah
pembangunan ruang untuk air yaitu kanal. Kanal pertama dibuat untuk tujuan
pengaturan dan pertahanan air. Seiring perluasan kota-kota di abad pertengahan,
kanal-kanal ini kemudian dijadikan sarana transportasi sedangkan sekarang banyak
dijadikan sebagai tempat berliburnya para wisatawan. Di Belanda, kanal-kanal
ini disebut dengan ‘grachtengordel’ atau ‘canal belt’, berbentuk setengah
lingkaran dan sebagian besar merupakan pemukiman penduduk. Tiga kanal utama di
kota ini adalah Herengracht – Keizergracht – Prinsengracht serta Jordaan, dimasukkan oleh UNESCO ke dalam
daftar World Heritage Site. Jika wisatawan berangkat dari Bandara Schipol
menuju ke Kota Amsterdam maka setelah keluar dari Badhoevedorp maka akan
melihat di kiri kanan jalan akan dipenuhi oleh kanal-kanal. Para readers akan menemukan
lebih dari 5 kanal karena memang di sepanjang jalan kota Amsterdam dipenuhi
oleh kanal.
Contohnya kanal yang akan ditemui setelah
melewati Museumplein atau daerah museum. Di sini readers akan menemukan berbagai
museum seperti Van Gogh Museum, Rijksmuseum, Torture Museum, dan Stedelijk
Museum. Di seberang Rijksmuseum readers akan menemukan kanal yang indah dekat
jalan Hobbamastreet yang juga dekat dengan Stedelijk Museum.
Jika naik
Airport Express no 197 dari bandara Schipol turunlah di pemberhentian terakhir
maka akan ditemukannya kanal yang juga dekat dengan bar Waterkant (bisa cek di IG waterkant_amsterdam). Betapa indah
menikmati makan siang sambil menikmati pemandangan. Jika berniat
menciptakan makan malam yang romantis dengan pasangan pada saat satnite maka di sini adalah
tempat yang tepat. Suasana malam yang gemerlap dengan lampu semakin menambah indahnya
pemandangan di sepanjang kanal.
Next step, ketika readers menuju Anne Frank House maka naiklah tram no 17 di pemberhentian terakhir tadi Ketika tiba di Anne Frank House maka tepat di seberangnya akan terlihat kanal Prisengracht yang merupakan The World Heritage Site.
Betapa indahnya bangunan kanal di Amsterdam. Sangat bersih pula, tak ada
sampah!
Anne Frank House
Anne Frank House
Di depan pintu masuk Anne Frank Huose
Di sebelah kanan saya maka akan terlihat kanal seperti foto di bawah ini:
Kanal Prisengracht, tepat di seberang Anne Frank House
Berikutnya, tempat yang dapat dikunjungi adalah pusat kota Amsterdam atau sering dikenal dengan Amsterdam Central Sation dengan
menaiki tram no 17. Ketika turun di Central Station maka kita akan disuguhkan dengan keindahan tata kota Amsterdam yang luar biasa. Adanya dam di tengah kota Amstersam bukannya malah menjadikannya menjadi monoton. Malahan sangat gemerlap jika malam hari. Dam di sini bentuknya lebih besar dari kanal-kanal
yang ditemui di sepanjang jalan tadi. Ada banyak kanal ini membuat banyaknya ‘canal
cruise’ seperti boat namun readers bisa makan dan minum di dalam canal cruise tersebut
sembari menikmati pemandangan sekitar.
Amsterdam Central at night
Dikarenakan banyaknya kanal seperti ini, kota Amsterdam dijuluki dengan "Venice of North".
2 komentar:
Warbiasah infonya mbak..
semoga kita bisa ke sana bareng ya
Posting Komentar